Jumat, 04 Mei 2012

KONSEP PERSALINAN



KONSEP PERSALINAN
A.Pengertian persalinan
Setiap ibu hamil pasti akan mengalami masa dimana tak selamanya bayi akan berada dalam kandungan melalui proses persalinan.Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar,dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
Persalinan adalah proses keluarnya bayi dari uterus ke dunia luar pada saat kelahiran atau persalinan adalah serangkain kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan di susul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh.

B.FISIOLOGI PERSALINAN
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi, plasenta, dan selaput ketuban) dari dalam uterus. Menurut usia kehamilannya, partus dibedakan menjadi 3, yaitu:
  • Partus Immaturus : jika usia kehamilan antara 20 minggu hingga 28 minggu, dengan berat janin antara 500-1000 gram
  • Partus Prematurus : jika usia kehamilan antara 28 minggu hingga 36 minggu, dengan berat janin antara 1000-2500 gram
  • Partus Postmaturus (Serotinus) : jika usia kehamilan lebih dari 42 minggu
Dari ketiga definisi partus berdasarkan waktu tersebut, dapat disimpulkan bahwa kehamilan dikatakan aterm apabila usia kehamilan antara 36 minggu hingga 42 minggu sedangkan jika hasil konsepsi keluar dari uterus sebelum usia kehamilan 20 minggu dengan berat janin kurang dari 500 gram disebut dengan abortus. 
Partus normal adalah partus spontan, pada usia kehamilan cukup bulan dengan presentasi belakang kepala, dan berlangsung kurang dari 18 jam tanpa adanya komplikasi pada ibu maupun janinnya. Suatu keadaan di mana seorang wanita akan melahirkan disebut dengan inpartu.

1
C.Sebab-sebab Mulainya Persalinan
Ada banyak teori tentang sebab dimulainya proses persalinan. Beberapa di antaranya adalah:
  • Penurunan kadar estrogen dan progesteron pada 1-2 minggu sebelum proses persalinan dimulai.
  • Peningkatan kadar prostaglandin sejak usia kehamilan 15 minggu dan terus meningkat kadarnya hingga usia kehamilan aterm.
  • Semakin tua usia kehamilan, maka plasenta juga akan semakin tua dan villi koriales akan mengalami banyak perubahan sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun.
  • Berkurangnya nutrisi untuk janin akibat semakin membesarnya uterus. Uterus yang membesar dan tegang menyebabkan terjadinya iskemia otot-otot uterus sehingga sirkulasi uteroplasenter terganggu dan menyebabkan degenerasi plasenta.
  • Tekanan pada ganglion servikalis dari Plexus Frankenhauser yang terletak di belakang serviks uteri. Bila ganglion ini ditekan maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan.
Dari semua teori tersebut, muncul berbagai tindakan yang digunakan untuk induksi persalinan seperti:
·         merangsang Plexus Frankenhaus dengan memasukkan beberapa gagang laminaria pada kanalis servikalis
·         pemecahan ketuban (amniotomi)
·         Drip oksitosin
·         Pemberian obat-obatan prostaglandin (misoprostol).
 Namun, dalam hal mengiduksi persalinan peru diperhatikan bahwa serviks sudah matang (pendek dan lembek) serta kanalis servikalis telah terbuka 1 jari. Untuk menilai serviks dapat juga dipakai Skor Bishop, yaitu jika nilai skor Bishop lebih dari 8 maka kemungkinan besar induksi akan berhasil. 


2
Berlangsungnya Persalinan Normal
Partus dibagi menjadi 4 kala, yaitu:
  • Kala I (Kala Pembukaan) di mana pada kala ini terdapat 2 fase proses pembukaan serviks akibat adanya his
1.      fase laten, berlangsung selama 8 jam, pembukaan  terjadi sangat lambat hingga pembukaan mencapai 3 cm.
2.      fase aktif dibagi menjadi 3 fase lagi yaitu:
-          fase akselerasi, di mana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjai 4 cm.
-          fase dilatasi maksimal, di mana dalam waktu 2 jam terjadi pembukaan yang sangat cepat dari pembukaan 4 cm menjadi pembukaan 9 cm.
-          fase deselerasi di mana dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm berlangsung lambat kembali. Mekanisme membukanya serviks pada primigravida berbeda dengan multigravida di mana pada primigavida ostium uteri internum terbuka lebih dulu kemudian diikuti dengan pendataran dan penipisan serviks baru kemudian ostium uteri eksternum terbuka. Sedangkan pada multigravida yang ostium uteri eksternumnya sudah terbuka sedikit, proses membukanya ostium uteri internum, penipisan dan pendataran serviks serta terbukanya ostium uteri ekstrenum terjadi bersamaan.






3
Persalinan memiliki beberapa isatilah yang ada hubungannya dengan partus(istilah kebidanan untuk melahirkan) yaitu:
1.Menurut cara persalinan:
v Partus noramal atau biasa disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada LBK dengan tenaga ibu sendiri,tanpa bantuan alat-alat serta tidak memakai iibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
v Partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan pravagina dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea.
2.Menurut tua (umur) kehamilan:
v  Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (viablee berat janin di bawah 100 gram dan tua kehamilan di bawah 28 minggu.
v  Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-38 minggu,janin dapat hidup prematur,berat janin antara 1000-2500 gram.
v  Partus maturus atau a term (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu.
v  Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang di taksir,janin di sebut postmatur.
v  Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelpik.


4
3.Gravida dan para
v  Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil.
v  Primigravida adalah seorang wanita yang sedang hamil untuk pertama kali.
v  Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yanga dapat hidup (viable).
v  Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable.
v  Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk oertama kali.
v  Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali).
v  Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati.

Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan

Penyebab terjadinya persalina belum di ketahui secara pasti,namun ada beberapa teori yang mengemukakan tentang penyebab timbulnya persalinan:
1.      Teori penurunan hormon : 1-2 minggun sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estogen dan progesteron. Progeteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progerteron turun
2.      Teori plasenta menjadi tua : akan manyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3.      Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim,sehingga mengganggu sirkulasi utero-pasenter.
4.      Teori iritasi mekanik : di belakang serviks terletak ganglion servikale ( fleksus fankenhauser ).Bila ganglion ini di geser dan di tekan,misalnya oleh kepala janin,akan timbul kontraksi uterus.
5.      Induksi partus ( induction of labour ).Partus dapat pula di timbulkan dengan jalan:
·         Gagang laminari : beberapa laminari di masukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser.


5

·         Amniotomi : pemecahan ketuban
·         Oksitoksin drips : pemberian oksitoksin menurut tetesan per infus.

D.Tanda – Tanda Persalinan
            Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memiliki “bulannya”atau “harinya”yang disebut kala pendahuluan ( preparatory stage of labour ).Ini memberikan tanda-tanda yang menunjukkan akan terjadinya persalinan.Perlu di ketahui bahwa masing-masing ibu hamil memiliki persalinan yang berbeda-beda.Meski demikian ada tanda-tanda umur yang bisa di kenali,sehingga untuk pasangan muda yang baru pertama kali melahirkan,tahu mana tanda yang asli dan mana yang palsu.

Tanda-tanda persalinan yang sebenarnya yaitu:
1.      Nafas lebih cepat
2.      Keluaran yang mengandung darah dari vagina meningkat
3.      Perineum menonjol
4.      Anus terbuka
5.      Sakit pinggang yang meningkat
6.      Tekanan pada rectum
7.      Keinginan mengejan yang tak terkontrol

Atau ada tanda lain yang dapat menjadi acuan sebagai tanda-tanda persalinan yaitu:
1.      Kontraksi yang berskala lama atau kuat.
2.      Kontraksi yang benar adalah kontraksi yang diiringi dengan rasa sakit atau nyeri atau kejang dengan ritme yang teratur ( bisa 20 menit sekali atau 15 menit sekali ),bila ibu hamil merasakan ritme kedatangan kontraksinya semakin cepat ( 10 menit sekali ) berarti waktu persalinan semakin dekat,sebaiknya ibu hamil segera di bawa ke rumah sakit.
3.      Lama kontraksinya 45 – 75 detik
4.      Keluarnya darah dari vagina,ini di karenakan rahim ibu sedang terjadi kontraksi.

6
5.      Kekuatan kontraksi semakin lama akan bertambah kuat.Saat mulas, jika ibu hamil menekan dinding perut dengan jari telunjuk akan terasa perut mengeras.
6.      Interval kontraksi akan bertambah sering, permulaan 10 menit sekali, kemudian menjadi 2 menit sekali.
7.      Pecahnya ketuban, keluarnya cairan yang berwarna putih kekuningan dan jernih ( ini merupakan air ketuban yang pecah karena terjadinya kontraksi di rahim )
8.      Keluarnya bercak darah bukan petunjuk akurat ibu hamil akan segera melahirkan, namun perlu di waspadai, jika pendarahan banyak ibu perlu segera di bawa ke rumah sakit tanpa perlu menunggun hinggga kontraksi yang terjadi mualai teratur dan bertambah kuat.

Tanda –tanda tersebut menunjukkan indikasi waktu untuk membawa ibu hamil ke pelayanan terdekat. Berikut juga tanda-tanda bahaya yang harus di perhatikan untuk segera membawa ibu hamil segera ke rumah sakit,yaitu:
·         Ketuban pecah terlalu cepat.Normalnya ketuban pecah beberapa saat sebelum melahirkan.
·         Sebelum HPL ( hari perkiraan lahir ), ibu hamil mengeluarkan cairan terlalu banyak dari kemaluan.
·         Terjadi pendarahan.

Tanda- tanda palsu persalinan:
1.      Selama kehamilan, ibu jamil akan merasakan kontraksi rahim (mules, kram perut ) yang lemah dan tidak teratur,yang di sebut kontraksi Braxton Hicks.Kontraksi tersebut tidak menyebabkan lahirnya bayi.
2.      His pada  saat menjelang persalinan akan terjasdi kontraksi otot- otot  rahim yang menyebabkan bayi lahir,ini disebut his.
3.      His pada bulan terakhir kehamilan akan terjadi beberapa kali,namun perlu di perhatikam apakah his tersebut merupakan his palsu ( his pendahuluan ) atau his persalinan.


7

Ciri-ciri his palsu:
1.      Tidak teratur,tidak menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipatan paha.
2.      Tidak menyebabkan nyeri memancar deari pinggang ke perut bagian bawah.
3.      Lama kontraksi pendek dan tidak begitu kuat, bila dibawa berjalan kontraksi biasanya menghilang.
4.      Tidak bertambah kuat seiring dengan bertambahnya waktu.
5.      Tidak ada pengaruh pada pembukaan mulut rahim.
6.      Ketika mulai kontraksi, setiap timbul catatlah frekuensinya, kekuatan, lamanya kontraksi tersebut.

Tanda –tanda permulaan persalinan:
            Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
1.      Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
2.      Perasaan sering-sering atau susah kencing ( polikisuria ) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
3.      Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontaksi-kontraksi lemah dari uterus.
4.      Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah.
Saat menjelang suatu kelahiran sering kita mendengar istilah pembukaan I ataupun bukaan II,dan seterusnya , hal ini adalah sebagai indikasi pembukaan mulut rahim dimana terhitung dalam satuan cm, permukaan mulut rahim lengkap yaitu sampai pembukaan 10 atau 10 cm.
Tanda-tanda in partu:
1.      Rasa sakit oleh datangnya his yang lebih kuat, sering dan teratur.
2.      Keluar lendir bercampur darah ( slow ) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
3.      Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4.      Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.



8
E.Proses Persalinan

Faktor-faktor persalinan

Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya,tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan, dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai.
Persalinan ibu hamil ini di bagi menjadi 4 tahapan dimana ada kemungkinan penyulit disetiap tahapnya.Persalinan itu sendiri dapat terjadi karena ada faktor-faktor yang berperan.Faktor-faktor tersebut adalah :

1.      Kekuatan mendorong janin keluar ( power )

Kekuatan ini dipengaruhi oleh kekuatan his ( kontraksi otot rahim pada persalinan ) dimana susunan otot rahim demikian rupa sehingga terdapat distribusi yang berpusat di fundus uteri ( puncak rahim ) dan maki kea rah mulut rahim berkurang dig anti jaringan ikat yang lebih dominant.Susunan demikian menguntungkan karena mulut rahim dalam proses persalinan bersifat pasif. Kontraksi akan makin sering terasa seiring dengan umur kehamilan. Inilah selanjutnya merupakan kontraksi otot rahim untuk proses persalinan sehingga janin dapat didorong secara pasif menuju mulut rahim.His palsu atau lebih di kenal sebagai kontraksi Braxton Hiks tanpa terasa sakit dan tanpa menimbulkan perubahan, serta berlangsung singkat di seluruh rahim. His ini akan hilang bila dibawa istirahat,dan nterjadi sebelum kehamilan mencapai cukup bulan. His persalinan mempunyai tanda dominan dibawah daerah fundus rahim, terasa skit intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin meningkat, juga menimbulkan perubahan dengan mendorong jalan menuju jalan lahir, menimbulkan pembukaan mulut rahim, memberikan tanda persalinan ( pengeluaran lendir, pengeluaran lendir bercampur darah, pengeluaran air akibat selaput lender pecah ). Jadi dengan terdapatnya his persalinan dan disertai pembawa tanda sebaiknya ibu hamil segera dibawa ke rumah sakit sehingga dapat di observasi jalannya persalinan, sehingga bila di jumpai keadaan yang abnormal segera dapat dilakukan tindakan untuk menolong ibu dan janin.

9


MEKANISME PERSALINAN NORMAL
Pertama kali diperkenalkan oleh William Smellie ( abad ke-18 ), adalah cara penyesuaian diri dan lewatnya janin melalui panggul ibu. Yang akan dibahas adalah untuk UUK kiri depan ( LOA : Left Occiput Anterior). Mekanisme persalinan normal melibatkan beberapa proses yang disebut dengan CARDINAL MOVEMENT seperti pada gambar di bawah ini.
http://mylifeismypride.files.wordpress.com/2011/02/10656918.png?w=300&h=230



10
http://mylifeismypride.files.wordpress.com/2011/02/86951818.png?w=300&h=234
http://mylifeismypride.files.wordpress.com/2011/02/99684269v.png?w=300&h=248
2.      Faktor janin ( passanger )
Jalan lahir yang paling penting dan menentukan proses persalinan adalah pelvis minor yang tersusun dari susunan tulang yang kokoh di hubungkan oleh persendian dan jaringan ikat yang kuat. Yang dimaksud dengan jalan lahir adalah pelvis minor ( panggul kecil ). Panggul kecil terdiri dari :
1.      Pintu atas panggul
*      Batas atas panggul kecil dibentuk oleh : promotorium,sayap sacrum, linea inominata, ramus superior osis pubis,dan simfisis pubis.
*      Ukuran depan belakang, disebut : konjugata vera (11 cm ), ditentukian dengan rumus KD-15= KV, ( KD : konjugata diagnosis, KV : konjugata vera )
*      Ukuran melintang pintu atas panggul = 12,5 cm.
*      Ukuran miringnya – 13 cm
*      Konjugata vera adalah ukuran yang paling penting untuk menentukan adanya kesempitan panggul.
11
2.      Bidang terluas panggul
*      Merupakan bidang terluas dalam ruangan panggul kecil.
*      Bidang ini membentang dari pertengahan simfisis, pertengahan asetabulum dan pertemuan sakral II dan sakral III.
*      Ukuran depan belakang = 12,75 cm dan ukuran melintangnya 12,5 cm.
3.      Bidang sempit panggul
*      Bidang ini membentang dari tepi bawah simfisis menuju spina iskiadia dan memotong ujung atas sakrum sekitar 12.5 cm.
*      Ukuran depan belakang 11,5 cm dan ukuran melintangnya = 10 cm.
*      Ukuran diameter segitalisnya posteriornya = 5 cm.
*      Merupakan bidang tersempit dalam ruangan panggul kecil.
4.      Pintu bawah panggul
*      Terdiri dari dua segitiga dengan dasar garis pembatas tuber osis iskiadium dengan jarak 10,5 cm.
*      Tinggi segitiga belakang 7,5 cm.
*      Segitiga depan di batasi oleh arkus osis pubis.
*      Ukuran depan belakang pintu bawah panggul 11,5 cm.

3.      Faktor jalan lahir ( Pasageway )
Otot jalan rahim tersusun tiga lapis sumbernya dari ke dua tanduk rahim yaitu longitudinal ( memanjang ) melingkar dan miring. Susunan demikian menguntungkan karena segera setelah persalinan,akan dapat menutup pembuluh darah dan menghindar terjadinya perdarahan dari tempat implantasi plasenta atau ari-ari. Disamping kontraksi yang dominan dibagian fundus ( bagian atas rahim ) pada kala pertama persalinan menyebabkan terjadi pembukaan secara pasif mulut rahim, mendorong bagian janin terendah menuju jalan lahir sehingga ikut aktif dalam membuka mulut rahim.





12
            Persalinan atau partus atau disebut juga labour adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa.Telah disebutkan sebelumnya bahwa persalinan dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu kala I, kala II, kala III, kala IV.
§  Kala I                    : dimulai dari tanpa pembukaan sampai pembukaan 3 ( tiga )yang bisa berlangsung 24-48 jam.
§  Kala I aktif            : dimulai dari pembukaan 3-10, yang berlangsung sekitar 7 jam pada persalinan anak pertama, 3 ½ jam pada persalinan bukan anak pertama .
§  Kala II                   : disebut fase mengejan, pada pembukaan 10 atau lengkap,yang bisa berlangsung maksimal 1 jam.
§  Kala III                 :  adalah fase melahirkan plasenta, hanya berlangsung 15 menit.
§  Kala IV                 : adalah mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam.

Penting diingat adalah menjelang akhir kala I, meski ibu hamil merasakan mulas yang luar biasa, ibu hamil masih b;om boleh mengejan. Pada saat ini mulut rahim belum membuka sempurna bila anda mengejan. Sebab saat ini mulut rahim belum membuka membengkak dan terjadi perobekan.
            Jadi harus bagaimana ? bernafaslah dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Lakukan hal ini berulang – ulang setiap kali rasa nyeri yang luar biasa itu datang.

Kala I (Kala Pembukaan )
            In partu ( mulai partus ) ditandai dengan keluarnya lendir bercampurnya darah ( bloody show ), karena serviks mulai membuka ( dilatasi ) atau mendatar ( effacement ).
Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler di sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendaftar dan terbuka.
            Kala pembukaan di bagi atas 2 fase, yaitu :
v  Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.






13
v  Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 subfase :
·         Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
·         Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam, pembukaan berlangsung nmenjadi 9 cm.
·         Periode diselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam, pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.

Kala II (Kala Pengeluaran Janin )

Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa ingin buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perinium meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh badan janin. Kala 2 pada primi 1 ½ sampai 2 jam, pada multi ½ sampai 1 jam.







14
Kala III ( Kala pengeluaran Uri )

                        Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya.Beberapa saat kemudian, Timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 1-5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasaya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

Kala IV
                        Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya pendarahan dan postpartum.
Lamanya persalinan primi dan multi :
                                    Primi                                        Multi
Kala I                          13 jam                                     7 jam
Kala II                         1 jam                                       ½ jam
Kala III                       ½ jam                                      ¼ jam
Lama persalinan          14 ½ jam                                 7 ¾ jam

Pimpinan persalinan

            Dalam proses persalinan sangatn dibutuhkan tenaga persalinan baik dokter maupun bidan, bahkan terkadang bagi masyarakat awam pertolongan dari dukun beranak pun bukanlah suatu hal yang menjadi masalah, ini dapat di kesampingkan sebagai masalah ringan jika tenaga dukun beranak adalah tenaga terlatih yang telah mendapat penyuluhan dan didikan terpadu dari tenaga kesehatan yang sebenarnya.

            Banyak masalah persalinan di negara berkembang yang perlu ditangani secara intensif atau para ahli yang sangat memahami betul masalah kehamilan sampai dengan persalinan. Beberapa keadaan yang memerlukan penanganan secara spesifik, yaitu :


15
1)      Primigravida dengan :
*      Umur diatas 30 tahun
*      Tinggi kurang dari 150 cm
*      Dengan penyakit-penyakit tertentu
*      Kelainan panggul
*      Kelainan letak janin
*      Dengan komplikasi medes tertentu
2)  Multigravida
*      Umur diatas 30 tahun
*      Telah punya anak lebih dari 4
*      Dengan riwayat kehamilan atau persalinan yang buruk

Posisi persalinan

            Pada proses persalinan juga ada hal penting untuk di perhatikan ibu dalam melahirkan seperti posisi, pemeriksaan dan lainnya.
*      Posisi litotomi : adalah posisi yang umum dimana wanita berbaring dengan terlentang dengan lutut ditekuk, kedua paha diangkat ke samping kanan dan kiri.
*      Posisi duduk ( squiding position ) : sekarang posisi bersalin duduk telah dikembangkan ( Negara Amerika Latin ) untuk itu telah dibuat meja bersalin khusus dimana wanita dapat duduk sambil melahirkan.

*      Cara berbaring :
-          Menurut waleher : di tepi tempat tidur
-          Menurut Tjeenk-Willink : memakai bantal
-          Menurut Jonges : untu memperlebar pintu bawah pinggul
-          Menurut posisi sims : posisi miring





16
F. Pemeriksaan Persalinan

            Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada ibuyang mau bersalin, yaitu :
1.      Pemeriksaan umum meliputi tekanan darah,pernafasan, refleks, jantung, paru-paru, berat badan, tinggi badan, dan sebagainya.
2.      Pemeriksaan dalam maliputi pembukaan serviks, turunnya kepal diukur menurut Hodge, ketuban sudah pecah atau belum dan menonjol atau tidak.
3.      Pemeriksaan status obstetrikus meliputi letak dan posisi janin, taksiran dan barat badan janin,denyut jantung janin,his dan sifat-sifatnya.
4.      Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan urine ( protein dan gula ) dan pemeriksaan darah ( Hb dan golongan darah )
5.      Persiapan bagi ibu meliputi kebersihan diri terutama pada daerah genitalia, pemasangan kateter (bila perlu ),klisma, pakian yang longgar.
6.      Persiapan alat-alat persalinan yaitu alat-alat kebidanan yang steril tentunya.

G.Menolong atau Memimpin Persalinan Biasa

Kala I
            Pekerjaan penolong ( dokter, bidan dan penolong lainnya ) dalam kala I adalah mengawasi wanita in-partu sebaik-baiknya serta menanamkan semangat diri kepada wanita ini bahwa proses persalinan adalah fisiologis.Tanamkan rasa percaya dan percaya pada menolong.
            Pemberian obat atau tindakan hanya dilakukan apabila perlu dan ada indikasi apabila ketuban belum pecah.Wanita in-partu boleh duduk ataupun berjalan-jalan.Bila berbaring,sebaiknya kesisi dimana punggung berada.Jika ketuban sudah pecah dilarang jalan,harus berbaring.Periksa dalam pervaginam dilarang,kecuali ada indikasi,karena setiap pemeriksaan akan membawa infeksi,apa lagi bila dilakukan tanpa memperhatikan sterilitas.Pada kala pembukaan dilarang mengedan karena belum waktunya dan hanya akan menghabiskan tenaga ibu,Biasanya kala I berakhir apabila pembukaan sudah lengkap sampai 10 cm.



17
Kala II
            Kala II mulai bila pembukaan serviks lengkap.Umumnya pada akhir kala I atau permulaan kala II dengan kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul,ketuban pecah sendiri.Bila ketuban belum pecah,ketuban harus dipecahkan.Kadang-kadang pada permulaan kala II ini wanita tersebut mau muntah atau muntah disertai timbulnya rasa ingin mengedan kuat.His akan timbul lebih sering dan merupakan tenaga pendorong janin pula.Disamping his wanita tersebut harus dipimpin meneran pada waktu ada his.Diluar his denyut jantung janin harus sering diawasi.

           

Ada 2 cara mengedan:
1.      Wanita tersebut dalam letak berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku.Kepala sedikitn diangkat,sehingga dagunya mendekati dadanya dan ia dapat melihat perutnya.
2.      Sikap seperti diatas,tetapi badan dalam posisi miring kekiri atau ke kanan,tergantung pada letak punggung anak.Hanya satu kaki dirangkul,yakni kaki yang berada diatas.

18
Bila kepala janin diatas panggul,vulva mulai terbuka ( membuka pintu ) rambut kepala kelihatan,tiap his kepala lebih maju,anus terbuka,perenium merenggang.Penolong harus menahan pereniun dengan tangan kanan beralaskan kain kasa atau kain duk  steril,supaya tidak terjadi perobekan ( ruptura perinei ).Pada perimigravida dianjurkan melakukan episiotomi.

Episiotomi
      Dilakukan bila sudah menipis dan kepala janin tidak masuk lagi ke dalam vagina,yaitu dengan jalan mengiris atau menggunting perinium:
Ada 3 arah irisan:
·         Medialis
·         Medium-latelaris
·         Latelaris
Tujuan Episiotomi adalah supaya tidak terjadi robekkan perenium yang tidak teratur dan robekkan pada (Ubun-ubun besar) ,dahi muka dan dagu.Perhatikan apakah tali pusat melilit leher,kalau ada,lepaskan.Kepala akan mengadakan putaran restitusi ke arah di mana punggung janin berada.

Bayi Baru Lahir
            Bayi baru lahir yang sehat dan normal akan segera menarik nafas dan menangis,menggerakkan tangan dan kakinya.Bayi diletakkan dengan kepala lebih rendah kira-kira mambuat sudut 30º dengan bidang datar.Mulut dan hidung dibersihkan,dan lendir diisap dengan pengisap lendir.Tali pusat diklem pada 2 tempat 5 dan 20 cm dari umbilikus,lalu digunting atau di potong diantaranya.Ujung pada bayi diikat kuat dengan pita atau benang atau klem plastik sehingga tidak pendarahan.Akhirnya bayi diurus sebaik-baiknya.
            Lakukan pemeriksaan ulang pada ibu : kontraksi atau palpasi rahim kandung kemih atau tidak.Kalau penuh harus dikosongkan,sebab dapat menghalangi kontraksi rahim dan menyulitkan kelahiran uri.



19

Kala III
            Pengawasan pada kala pelepasan dan pengeluaran uri ini cukup penting karena kelalaian dapat menyebabkan resiko pendarahan yang dapat membawa kematian.Kala ini berlangsung mulai dari bayi lahir sampai uri keluar lengkap.Biasanya uri lahir spontan dalam 15-30 menit,dapat ditunggu sampai 1 jam tapi tidak boleh ditunggu bila terjadi banyak perdarahan.

            Kala III terdiri dari 2 fase:
1.      Fase pelepasan uri
2.      Fase pengeluaran uri
Lokalisasi dari uri adalah :
·         Pada dinding depan dan belakang korpus uteri
·         Kadang-kadang pada dinding lateral
·         Jarang di fundus uteri
·         Sesekali pada segmen bawah rahim (SBR) disebut plasenta previa

Untuk mengetahui apakah plasenta telah lepas dari tempat implantasinya,di pake beberapa perasat antara lain:
1.      Perasat kustner
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat.Tangan kiri menekan darah diatas simfisis.
2.      Perasat strassmann
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat.Tangan kiri mengetok-ngetok fundus uteri.
3.      Perasat klein
Wanita tersebut disuruh mengedan.Tali pusat tampak turun ke bawah.Bila pengedanannya di hentikan dan tali pusat masuk kembali kedalam vagina,berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.



20
H.Mekanisme Pelepasan Uri
            Proses pelepasan ini biasanya setahap demi pengumpulan darah dibelakang uri akan membantu pelepasan uri ini.Bila pelepasan sudah komplit,maka kontraksi rahim mendorong uri yang sudah lepas ke SBR,lalu ke vagina yang dilahirkan.
            Selaput ketuban pun dikeluarkan sebagian oleh kontraksi rahim,sebagian sewaktu keluarnya uri.Ditempat-tempat yang lepas terjadi perdarahan antara uri dan desidua basalis,disebut retroplasenter hematoma.
Ada beberapa fase dalam pelepasan uri :
1.    Fase pelepasan uri
Ada 2 cara lepasnya uri :

Schultze
*      Lepasnya seperti kita menutup payung,cara ini yang sering terjadi ( 80%).Yang lepas duluan adalah bagian tengah,lalu terjadi tetroplasental hematoma yang menolong uri mula-mula adalah bagian tengah,kemudian seluruhnya.Menurut cara ini,perdarahan biasanya ada sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.

Duncan
*      Lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir lahir duluan ( 20% ).Darah akan mengalir keluar kearah selaput ketuban.
*      Serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
Untuk mengetahui cara lepasnya uri ini dapat diselidiki dengan dua cara :
1.      Memasukkan zat kontras kedalam uri melalui pembuluh darah tali pusat, lalu dibuat gambar rontgen.
2.      Secara klinis meneliti sewaktu uri lahir melalui vagina dan vulva.








21
2.Fase Pengeluaran Uri

Uri yang sudah terlepas oleh kontraksi rahim akan didorong kebawah oleh rahim sekarang dianggap sebagai benda asing.Hal ini dibantu pula oleh tekanan abdominal atau mengedan maka uri akan dilahirkan, 20% secara spontan,dan selebihnya memerlukan pertolongan.


Pimpinan kala Uri
            Segera sesudah anak lahir, anak diurus dan tali pusar di klem.  Biasnnya, rahim yang telah menyelesaikan tugas berat mengeluarkan anak, akan beristirahat beberapa manit. Dalam masa istirahat itu tugas penolong persalinan adalah :
*      Memeriksa keadaan si ibu tentang :
ü  Status lokalis obstetrik dengan cara palpasi fundus uteri dan konsisitensinya.
ü  Memeriksa keadaan vital ibu: TD, nadi dan pernapasan.
*      Mengawasi perdarahan
*      Mencari tanda-tanda pelepasan urin, kalau sudah lepas segera melahirkannya.
*      Menyuruh ibu mengedan
*      Memberi tekanan pada fundus uteri.
Dorongan pada fundus hanya boleh dikerjakan pada rahim yang kontraksinya baik, sebab pada rahim yang lembek dapat menimbulkan inversio uteri.

Metode Crede
1.      Empat jari-jari pada dinding belakang, ibu jari didepan fundus depan tengah.
2.      Lalu pijit rahim dan sedikit dorong ke bawah, tapi jangan terlalu kuat.
3.      Lakukan sewaktu his habis.
4.      Jangan tarik tali pusat karena bisa terjadi inversio uteri.

Pengeluaran urin secapat mungkin, hanya bila ada :
§  Perdarahan yang banyak ( lebih dari 500 cc )
§  Ada sejarah perdarahan post partum sebelumnya.
§  Ada retensio plasenta sebelumnya.


22
Pengeluaran selaput ketuban
            Selaput janin biasanya lahir dengan mudah, namun kadang-kadang masih ada yang tertinggal, ini dapat dikeluarkan dengan jalan :
§  Menarik pelan-pelan
§  Memutar atau memilihnya seperti tali
§  Memutar pada klem
§  Manual atau digital
Uri dan selaput ketuban harus diperiksa sebanyak-banyaknya setelah dilahirkan, apakah lengkap atau tidak lengkap, yang diperiksa yaitu :
§  Permukaan maternal.
§  Permukaan fetal.
§  Apakah ada tanda-tanda plasenta suksenturia.
Kalau tidak lengkap, disebut ada sisa uri dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan infeksi.

Kala IV ( Kala Pengawasan )
            Darah yang keluar harus diakar sebaik-baiknya, kehilangan darah pada persalinan biasanya disebkan oleh luka pada pengelepasan uri dan robekan-robekan pada serviks dan prenium. Jumlah perdarahan normal 250 cc atau 100-300 cc. Bila mencapai 500 cc dianggap perdarahan abnormal.

I. Ruptura Perinei
Defenisi
            Robekan yang terjadi pada prenium sewaktu persalinan. Episitomi adalah ruptura perinei yang artifisialis.
Ruptura terbagi atas 3 tingkat :
v  Tingkat I         :Robekan hanya mengenai kulit dan mukosa sekitar 1-1 ½ cm.
v  Tingkat II        : Robekan lebih dalam sudah mengenai muskulus levatorani.
v  Tingkat III      :Robekan pada kulit, mukosa, prenial body, musculus spincterani.
v  Ruptura perinei inkompleta     : tingkat 1-2.
v  Ruptura perinei kompleta        : tngkat 3.


23
                               

Yang dapat menyebabkan terjadinya ruptura perinei adalah : Partus presipitatus.

Gangguan Persalinan
            Melahirkan secara normal tanpa ada kendala yang berarti. Semua ibu hamil pasti menghendaki yang demikian, tetapi terkadang ada beberapa ibu hamil yang mengalami beberapa gangguan persalinan. Untuk itu, kita perlu tahu apa saja bentuk gangguan persalinan itu.
1.      Bayi sungsang
Sungsang merupakan posisi jalan keluar bayi yang tidak menguntungkan, ini dapat terdeteksi dengan USG sebelum persalinan akan dilakukan
2.      Bayi terlihat plasentanya
Hal tersebut dapat dihindari jika anda mengamati janin lewat pemeriksaan USG, ini untuk mengetahui dengan jelas letak dan posisi bayi dalam perut, apakah ada gangguan atau tidak. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi meninggal, jika tidak cepat mendapat pertolongan.
3.      Perdarahan setelah melahirkan
Perdarahan ini bisa terjadi karena plasenta tidak terlepas secara tepat dan tepat sesaat setelah bayi lahir. Bisa juga karena kontraksi yang anda alami sebelum tidak berjalan dengan normal sehingga plasenta terpisah dari rahim dengan keadaan tidak normal.
4.      Kelahiran terlambat
Proses persalinan memakai waktu lama dan tidak wajar, di luar dari kondisi normal pada umumnya. Bisa disebabkan anda terlalu lelah untuk mengedan, atau karena tidak terjadinya kontraksi alami yang seharusnya terasa menjenlang detik-detik kehamilan.Bisa juga karena bayi terlalu besar sehingga sulit melewati panggul anda.

24
5.      Kekurangan oksigen
Bayi dalam kandungan mengalami sesak nafas akibat terjadinya hambatan penyaluran darah dari dalam tubuh ibunya keplasenta bayi. Karena terjadinya tekanan pada pembuluh darah yang menuju plasenta akibat rahim berkontraksi secara berlebihan.

J.Bantuan Persalinan
Ada beberapa bantuan yang dilakukan oleh dokter maupun bidan untuk membantu para ibu hamil yang mengalami kesulitan, tentu saja bantuan yang diberikan harus sesuai dengan kondisi yang dialami oleh ibu hamil.
            Berikut beberapa contoh bantuan persalinan :
a)      Induksi
Induksi adalah cara untuk memancing terjadinya kontraksi rahim karena tanda-tanda persalinan belum muncul.Ketika sikecil seharusnya sudah lahir. Cara ini di tempuh bila bayi mengalami kelahiran yang lewat waktu dari saat yang telah diperkirakan oleh dokter, ataupun ibu hamil mengidap penyakit epilepsi, darah tinggi, kencing manis/DM dll.
b)      Operasi caesar
Operasi caesar dilakukan apabila :
Ø  Bayi sungsang
Ø  Plasenta sikecil menutupi jalan lahirnya sendiri
Ø  Ukuran bayi lebih besar dibandingkan ukuran panggul ibu
Ø  Pertimbangan dokter ahli kandungan
Ada juga yang melakukan operasi ini karena tidak kuat menahan sakit, sehingga memilih caesar sebab ada pembiusan, pertimbangan lain agar lahir pada tanggal yang dikehendaki, Misalnya tahun baru, sama dengan tanggal lahir orang tuanya, dll. Ini dilakukan tetapi tetap dengan pengawasan dokter.
Operasi caesar dilakukan dibawah pembiusan secara total, bagi ibu yang kondisi kahamilan normal tidak diizinkan untuk melakukan caesar karena efek pembiusan yang dilakukan secara total bisa mempengaruhi air susu ibu. Yaitu air susu ibu yang pertama kali / kolostum tidak bisa diberikan pada sikecil secepatnya karena kondisi ibunya yang masih belum sadar.


25
c)      Episiotomi
Adalah tindakan penguntingan kulit diwilayah antara vagina dan dubur
( perineum ) agar jalan keluar sikecil terbuka dan lebar. Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perobekan alami yang biasanya berbentuk tidak karuan. Pengguntingan sekaligus untuk memudahkan dokter ahli kandungan anda untuk melakukan penjahitan kembali.
d)     Vakuum
Vakuum adalah alat penghisap yang fungsiny membantu keluarnya bayi secara cepat dengan cara menarik kepala bayi saat terjadi kontraksi berbarengan dengan anda mengedan. Mungkin akan terjadi sedikit memar pada kepala sikecil, namun memar itu akan sembuh dalam beberapa hari.
e)      Forseps
Forceps merupakan tidakan yang dilakukan menggunakan alat berbentuk sendok untuk menarik atau membantu sibayi yang mengalami kesulitan keluar dari dalam perut ibunya. Forseps biasanya selalu sibarengi dengan episiotomi. Biasanya forseps dilakukan karena letak kepala bayi yang tidak normal/sungsang. Efek samping forseps adalah terdapat lebam atau bengkak di sekitar wilayah kepala bayi, tapi hal tidak jadi masalah.
*      Kepala janin besar dan janin besar
*      Pada presentasi defleksi ( dahi, muka )
*      Pada primigravida ( para )
*      Pada letak sungsang dan after coming head
*      Pimpinan persalinan yang salah
*      Pada obstetri operatif pervagina : ekstrasi vacuum, ekstrasi forceps, versi dan ekstrasi, serta enbriotomi.








26
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN
I.                   Pengkajian
1.1  Anamnese
1.      Anamnese identitas istri dan suami : nama, umur, agama, pekerjaan, alamat, dll
2.      Anamnesa umum :
v  Tentang keluhan-keluhan
v  Kontraksi kapan mulai, frekuensi dan lamanya
v  Perdarahan bila ia, kapan dan berapa banyak
v  Tanggal terdekat kapan diperkirakan ( batas tanggal )
v  Golongan darah (A, B, AB, atau O dan faktor Rh )
v  Cairan dan makanan waktu dan jumlah
v  Alergi terhadap makanan atau obat-obatan
v  Pengetahuan dasar dan harapan untuk keterlibatan dari pendamping persalinan
v  Nama dokter yang akan merawat bayi yang baru lahir
v  Rencana untuk memberi makan pada bayi menyusui (ASI ) atau susu botol

1.2  Inspeksi dan Pemeriksaan Fisik Diagnostik
Ø  Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik seperti tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan, jantung dan sebagainya.
Ø  Inspeksi
§  Dilakukan untuk melihat ukuran secara umum dan bentuknya dan apakah terdapat gerakan yang jelas dari janin.
§  Perkusi
Ø  Tidak begitu banyak artinya, kecuali bila ada sesuatu indikasi
§  Palpasi
Ø  Ibu yang ingin bersalin disuruh berbaring terlentang.Pemeriksaan berdiri disebelah kanan ibu hamil, dengan sikap hormat palpasi abdomen terutama pada pemeriksaan perut.



27
Standar palpasi abdomen dilakukan dengan menggunakan manuver Leopold’s yaitu :
Leopold I
Ø  Menentukan bagian apa yang terletak pada sebelah atas uterus
Ø  Kepala keras dan bulat serta dapat digerakkan dari satu sisi ke sisi lainnya
Ø  Kepala pada fundus menandakan presentasi sungsang

Leopold II
Ø  Palpasi kearah bawah pada kedua sisi uterus. Lembut, berisi panjang menandakan punggung janin.
Ø  Gumpalan yang dapat bergerak menandakan kaki dan tangan janin.

Leopold III
Ø  Letakkan satu tangan diatas simfisis pubis dan rasakan bagian presentasi
Ø  Bila kepala belum turun, maka dapat terbagi diatas simfisis pubis.

Leopold IV
Ø  Berbalik dan menghadap kekaki pasien, untuk membuktikan presentasi kepala, tekanan kebawah pada kedua sisi uterus, sekitar 2 inci diatas simfisis pubis.Manuver ini untuk meraba kening bayi, yang seharusnya terletak pada sisi yang berlawanan dari tempat punggung teraba.
Ø  Auskultasi
Digunakan steteskop DeLee untuk mendengarkan denyut jantung janin ( DJJ ) karena ia berhubungan dengan kontraksi uterus. Normalnnya DJJ berkisar antara 120-160 x/menit.Bila terjadi peningkatan atau penurunan dengan tiba-tiba, periode perpanjangan diatas atau dibawah normal, atau melambat setelah kontraksi menandakan disstrees janin.







28
1.3  Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan vagina
Pemeriksaan dilakukan untuk mengkaji 5 factor :
1.      Dilatasi serviks, pelunakan dan pembukaan
2.      Status membran amnion
3.      Persentasi
4.      Posisi
5.      Station

Dilakukan dengan menggunakan sarung tangan steril setelah vulva dibersihkan. Dan bagian persentasi teraba langsung oleh tangan pemeriksaan yang mengenakkan sarung tangan. Metode ini lebih akurat dan tidak sakit dibandingkan dengan pemeriksaan rectal, dan penelitian klinis menunjukkan tidak ada peningkatan infeksi bila dilakukan dengan tehnik aseptik yang baik.
Untuk pemeriksaan vagina pertama harus digunakan steril karena lubrikan dapat mengganggu kertas tes Nitrazine yang diagnosa rupturnya membran amnion.
·         Apakah kondisi janin masih dalam keadaan baik
·         Detak jantung tetap pada kondisi yang normal

2.DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kala I :
-          Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian
presentasi,dilatasi/regangan,tegangan emosional.
-          Risiko infeksi terhadap maternal berhubungan dengan prosedur invasif, pemeriksaan vagina berulang.
b. Kala II :
-          Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi, dialatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin intensif




29
-          Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pencetusan persalinan, pola kontraksi hipertonik, janin besar, pemakaian forcep.
-          Risiko cedera terhadap janin dan jalan lahir berhubungan dengan malpresentasi/posisi, pencetusan kelahiran disproporsi sefalopelvik (CPD).

c. Kala III :
-           Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia uteri, laserasi jalan lahir, tertahannya fragmen plasenta.
-           Nyeri (akut) berhubungan trauma jaringan, respons fisiologis setelah melahirkan.
-           Resiko perubahan proses keluarga berhubungan dengan terjadinya transisi, krisis situasi.

d. Kala IV :

-          Nyeri (akut) berhubungan dengan efek obat-obatan, trauma mekanis/ jaringan, edema jaringan, kelemahan fisik dan psikologis, ansietas.
-          Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi/peningkatan perkembangan anggota keluarga.

3.Rencana Tindakan
v  Beri pengetahuan pada ibu dan suami mengenai proses persalinan yang akan dijalani ibu
v  Pantau perkembangan janin
v  Melakukan persiapan yang baik sebelum proses persalinan tiba.
4. Penatalaksanaan Asuhan atau Perawatan
Rencana penatalaksanaan asuhan dan perawatan disusun setelah data terkumpul dan diagnosis defenitif ditegakkan. Setelah membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut tepat waktu dan mengacu pada keselamatan klien.

30
Pilihan intervensi efektif dipengaruhi oleh :
1. Bukti-bukti klinik
2. Keinginan dan kepercayaan ibu
3. Tempat dan waktu asuhan
4. Perlengkapan, bahan dan obat-obatan yang tersedia
5. Biaya yang diperlukan
6. Tingkat keterampilan dan pengalaman penolong persalinan
7. Akses , transportasi, dan jarak ke tempat rujukan
8. Sistem dan sumber daya yang mendukung ibu (suami, anggota keluarga,
sahabat).
5. Evaluasi
Penatalaksanaan yang telah dikerjakan harus dievaluasi untuk menilai tingkat efektivitasnya. Tentukan apakah perlu dikaji ulang atau diteruskan sesuai dengan kebutuhan saat itu atau kemajuan pengobatan.
Jadi proses pengumpulan data, membuat diagnosa, penatalaksanaan intervensi atau tindakan dan evaluasi merupakan proses sirkuler (melingkar) yang saling berhubungan.












31
DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Prof. Dr. Hanifa, SPOG. Ilmu Kebidanan.Jakarata : Yayasan Bina
            Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2007.

Doengoes, Marilynn. E. Et al. Rencana Perawatan Maternal / Bayi. Edisi II. Jakarata :
            EGC.2001.

Manuaba, Prof. Dr. Ida Bagus Gde, DSOG. Memahami Kesehatan Reproduksi
            Wanita. Jakarta : Arcan. 1999.

Mochtar, Prof, Dr. Rustam, MPH. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis, Obstetri Patologi I.
            Jakarta : EGC. 1992.

Hadi, Rudi. A. Kupas Tentang Kehamilan dan Kelahiran. Semarang : Vivo Publisher. 2009.

Burhan. Pedoman Praktis Perawatan Dalam Kelahiran Normal. Jakarta : EGC. 2003.

M.Moegni,dr.H.Endy.Nugroho Kampono,DSOG.Fisiologi Proses Persalinan
Normal,Jakarta:2009

Wiknjosastro, H. 2002, Ilmu kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.










32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar