KONSEP PERSALINAN
A.Pengertian persalinan
Setiap
ibu hamil pasti akan mengalami masa dimana tak selamanya bayi akan berada dalam
kandungan melalui proses persalinan.Persalinan adalah suatu proses pengeluaran
hasil konsepsi ( janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar,dari rahim melalui
jalan lahir atau dengan jalan lain.
Persalinan
adalah proses keluarnya bayi dari uterus ke dunia luar pada saat kelahiran atau
persalinan adalah serangkain kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan di susul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh.
B.FISIOLOGI PERSALINAN
Partus
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi, plasenta, dan selaput
ketuban) dari dalam uterus. Menurut usia kehamilannya, partus dibedakan menjadi
3, yaitu:
- Partus Immaturus : jika usia kehamilan antara 20 minggu hingga 28 minggu, dengan berat janin antara 500-1000 gram
- Partus Prematurus : jika usia kehamilan antara 28 minggu hingga 36 minggu, dengan berat janin antara 1000-2500 gram
- Partus Postmaturus (Serotinus) : jika usia kehamilan lebih dari 42 minggu
Dari ketiga definisi partus
berdasarkan waktu tersebut, dapat disimpulkan bahwa kehamilan dikatakan aterm
apabila usia kehamilan antara 36 minggu hingga 42 minggu sedangkan jika hasil
konsepsi keluar dari uterus sebelum usia kehamilan 20 minggu dengan berat janin
kurang dari 500 gram disebut dengan abortus.
Partus normal adalah partus spontan,
pada usia kehamilan cukup bulan dengan presentasi belakang kepala, dan
berlangsung kurang dari 18 jam tanpa adanya komplikasi pada ibu maupun
janinnya. Suatu keadaan di mana seorang wanita akan melahirkan disebut dengan
inpartu.
1
C.Sebab-sebab Mulainya Persalinan
Ada banyak teori tentang sebab
dimulainya proses persalinan. Beberapa di antaranya adalah:
- Penurunan kadar estrogen dan progesteron pada 1-2 minggu sebelum proses persalinan dimulai.
- Peningkatan kadar prostaglandin sejak usia kehamilan 15 minggu dan terus meningkat kadarnya hingga usia kehamilan aterm.
- Semakin tua usia kehamilan, maka plasenta juga akan semakin tua dan villi koriales akan mengalami banyak perubahan sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun.
- Berkurangnya nutrisi untuk janin akibat semakin membesarnya uterus. Uterus yang membesar dan tegang menyebabkan terjadinya iskemia otot-otot uterus sehingga sirkulasi uteroplasenter terganggu dan menyebabkan degenerasi plasenta.
- Tekanan pada ganglion servikalis dari Plexus Frankenhauser yang terletak di belakang serviks uteri. Bila ganglion ini ditekan maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan.
Dari semua teori tersebut, muncul
berbagai tindakan yang digunakan untuk induksi persalinan seperti:
·
merangsang Plexus Frankenhaus dengan
memasukkan beberapa gagang laminaria pada kanalis servikalis
·
pemecahan ketuban (amniotomi)
·
Drip oksitosin
·
Pemberian obat-obatan prostaglandin
(misoprostol).
Namun, dalam hal mengiduksi persalinan peru
diperhatikan bahwa serviks sudah matang (pendek dan lembek) serta kanalis
servikalis telah terbuka 1 jari. Untuk menilai serviks dapat juga dipakai Skor
Bishop, yaitu jika nilai skor Bishop lebih dari 8 maka kemungkinan besar
induksi akan berhasil.
2
Berlangsungnya Persalinan Normal
Partus dibagi menjadi 4 kala, yaitu:
- Kala I (Kala Pembukaan) di mana pada kala ini terdapat 2 fase proses pembukaan serviks akibat adanya his
1. fase laten,
berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat hingga
pembukaan mencapai 3 cm.
2. fase aktif
dibagi menjadi 3 fase lagi yaitu:
-
fase akselerasi, di mana dalam waktu
2 jam pembukaan 3 cm menjai 4 cm.
-
fase dilatasi maksimal, di mana
dalam waktu 2 jam terjadi pembukaan yang sangat cepat dari pembukaan 4 cm
menjadi pembukaan 9 cm.
-
fase deselerasi di mana dalam waktu
2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm berlangsung lambat kembali. Mekanisme
membukanya serviks pada primigravida berbeda dengan multigravida di mana pada
primigavida ostium uteri internum terbuka lebih dulu kemudian diikuti dengan
pendataran dan penipisan serviks baru kemudian ostium uteri eksternum terbuka.
Sedangkan pada multigravida yang ostium uteri eksternumnya sudah terbuka
sedikit, proses membukanya ostium uteri internum, penipisan dan pendataran
serviks serta terbukanya ostium uteri ekstrenum terjadi bersamaan.
3
Persalinan
memiliki beberapa isatilah yang ada hubungannya dengan partus(istilah kebidanan
untuk melahirkan) yaitu:
1.Menurut cara persalinan:
v Partus
noramal atau biasa disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada
LBK dengan tenaga ibu sendiri,tanpa bantuan alat-alat serta tidak memakai iibu
dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
v Partus
luar biasa (abnormal) ialah persalinan pravagina dengan bantuan alat-alat atau
melalui dinding perut dengan operasi caesarea.
2.Menurut tua (umur) kehamilan:
v Abortus
(keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (viablee berat
janin di bawah 100 gram dan tua kehamilan di bawah 28 minggu.
v Partus
prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-38 minggu,janin
dapat hidup prematur,berat janin antara 1000-2500 gram.
v Partus
maturus atau a term (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu.
v Partus
postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari
waktu partus yang di taksir,janin di sebut postmatur.
v Partus
percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti
tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelpik.
4
3.Gravida
dan para
v Gravida
adalah seorang wanita yang sedang hamil.
v Primigravida
adalah seorang wanita yang sedang hamil untuk pertama kali.
v Para
adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yanga dapat hidup (viable).
v Nullipara
adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable.
v Primipara
adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk oertama kali.
v Multipara
atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali
(sampai 5 kali).
v Grandemultipara
adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati.
Sebab-sebab
yang menimbulkan persalinan
Penyebab
terjadinya persalina belum di ketahui secara pasti,namun ada beberapa teori
yang mengemukakan tentang penyebab timbulnya persalinan:
1. Teori
penurunan hormon : 1-2 minggun sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar
hormon estogen dan progesteron. Progeteron bekerja sebagai penenang otot-otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bila kadar progerteron turun
2. Teori
plasenta menjadi tua : akan manyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron
yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi
rahim.
3. Teori
distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia
otot-otot rahim,sehingga mengganggu sirkulasi utero-pasenter.
4. Teori
iritasi mekanik : di belakang serviks terletak ganglion servikale ( fleksus
fankenhauser ).Bila ganglion ini di geser dan di tekan,misalnya oleh kepala
janin,akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi
partus ( induction of labour ).Partus dapat pula di timbulkan dengan jalan:
·
Gagang laminari :
beberapa laminari di masukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
pleksus frankenhauser.
5
·
Amniotomi : pemecahan
ketuban
·
Oksitoksin drips : pemberian
oksitoksin menurut tetesan per infus.
D.Tanda
– Tanda Persalinan
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu
sebelumnya wanita memiliki “bulannya”atau “harinya”yang disebut kala
pendahuluan ( preparatory stage of labour ).Ini memberikan tanda-tanda yang
menunjukkan akan terjadinya persalinan.Perlu di ketahui bahwa masing-masing ibu
hamil memiliki persalinan yang berbeda-beda.Meski demikian ada tanda-tanda umur
yang bisa di kenali,sehingga untuk pasangan muda yang baru pertama kali melahirkan,tahu
mana tanda yang asli dan mana yang palsu.
Tanda-tanda persalinan
yang sebenarnya yaitu:
1. Nafas
lebih cepat
2. Keluaran
yang mengandung darah dari vagina meningkat
3. Perineum
menonjol
4. Anus
terbuka
5. Sakit
pinggang yang meningkat
6. Tekanan
pada rectum
7. Keinginan
mengejan yang tak terkontrol
Atau ada tanda lain
yang dapat menjadi acuan sebagai tanda-tanda persalinan yaitu:
1. Kontraksi
yang berskala lama atau kuat.
2. Kontraksi
yang benar adalah kontraksi yang diiringi dengan rasa sakit atau nyeri atau
kejang dengan ritme yang teratur ( bisa 20 menit sekali atau 15 menit sekali
),bila ibu hamil merasakan ritme kedatangan kontraksinya semakin cepat ( 10
menit sekali ) berarti waktu persalinan semakin dekat,sebaiknya ibu hamil
segera di bawa ke rumah sakit.
3. Lama
kontraksinya 45 – 75 detik
4. Keluarnya
darah dari vagina,ini di karenakan rahim ibu sedang terjadi kontraksi.
6
5. Kekuatan
kontraksi semakin lama akan bertambah kuat.Saat mulas, jika ibu hamil menekan
dinding perut dengan jari telunjuk akan terasa perut mengeras.
6. Interval
kontraksi akan bertambah sering, permulaan 10 menit sekali, kemudian menjadi 2
menit sekali.
7. Pecahnya
ketuban, keluarnya cairan yang berwarna putih kekuningan dan jernih ( ini
merupakan air ketuban yang pecah karena terjadinya kontraksi di rahim )
8. Keluarnya
bercak darah bukan petunjuk akurat ibu hamil akan segera melahirkan, namun
perlu di waspadai, jika pendarahan banyak ibu perlu segera di bawa ke rumah
sakit tanpa perlu menunggun hinggga kontraksi yang terjadi mualai teratur dan
bertambah kuat.
Tanda –tanda tersebut
menunjukkan indikasi waktu untuk membawa ibu hamil ke pelayanan terdekat.
Berikut juga tanda-tanda bahaya yang harus di perhatikan untuk segera membawa
ibu hamil segera ke rumah sakit,yaitu:
·
Ketuban pecah terlalu
cepat.Normalnya ketuban pecah beberapa saat sebelum melahirkan.
·
Sebelum HPL ( hari
perkiraan lahir ), ibu hamil mengeluarkan cairan terlalu banyak dari kemaluan.
·
Terjadi pendarahan.
Tanda- tanda palsu
persalinan:
1. Selama
kehamilan, ibu jamil akan merasakan kontraksi rahim (mules, kram perut ) yang
lemah dan tidak teratur,yang di sebut kontraksi Braxton Hicks.Kontraksi
tersebut tidak menyebabkan lahirnya bayi.
2. His
pada saat menjelang persalinan akan
terjasdi kontraksi otot- otot rahim yang
menyebabkan bayi lahir,ini disebut his.
3. His
pada bulan terakhir kehamilan akan terjadi beberapa kali,namun perlu di
perhatikam apakah his tersebut merupakan his palsu ( his pendahuluan ) atau his
persalinan.
7
Ciri-ciri his palsu:
1. Tidak
teratur,tidak menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipatan paha.
2. Tidak
menyebabkan nyeri memancar deari pinggang ke perut bagian bawah.
3. Lama
kontraksi pendek dan tidak begitu kuat, bila dibawa berjalan kontraksi biasanya
menghilang.
4. Tidak
bertambah kuat seiring dengan bertambahnya waktu.
5. Tidak
ada pengaruh pada pembukaan mulut rahim.
6. Ketika
mulai kontraksi, setiap timbul catatlah frekuensinya, kekuatan, lamanya
kontraksi tersebut.
Tanda
–tanda permulaan persalinan:
Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
1. Perut
kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
2. Perasaan
sering-sering atau susah kencing ( polikisuria ) karena kandung kemih tertekan
oleh bagian terbawah janin.
3. Perasaan
sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontaksi-kontraksi lemah dari uterus.
4. Serviks
menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah.
Saat
menjelang suatu kelahiran sering kita mendengar istilah pembukaan I ataupun
bukaan II,dan seterusnya , hal ini adalah sebagai indikasi pembukaan mulut
rahim dimana terhitung dalam satuan cm, permukaan mulut rahim lengkap yaitu
sampai pembukaan 10 atau 10 cm.
Tanda-tanda
in partu:
1. Rasa
sakit oleh datangnya his yang lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar
lendir bercampur darah ( slow ) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks.
3. Kadang-kadang
ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada
pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
8
E.Proses
Persalinan
Faktor-faktor
persalinan
Persalinan
adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya,tetapi persalinan
pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun
janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan, dan pelayanan dengan
fasilitas yang memadai.
Persalinan
ibu hamil ini di bagi menjadi 4 tahapan dimana ada kemungkinan penyulit
disetiap tahapnya.Persalinan itu sendiri dapat terjadi karena ada faktor-faktor
yang berperan.Faktor-faktor tersebut adalah :
1.
Kekuatan
mendorong janin keluar ( power )
Kekuatan
ini dipengaruhi oleh kekuatan his ( kontraksi otot rahim pada persalinan )
dimana susunan otot rahim demikian rupa sehingga terdapat distribusi yang
berpusat di fundus uteri ( puncak rahim ) dan maki kea rah mulut rahim
berkurang dig anti jaringan ikat yang lebih dominant.Susunan demikian
menguntungkan karena mulut rahim dalam proses persalinan bersifat pasif.
Kontraksi akan makin sering terasa seiring dengan umur kehamilan. Inilah
selanjutnya merupakan kontraksi otot rahim untuk proses persalinan sehingga
janin dapat didorong secara pasif menuju mulut rahim.His palsu atau
lebih di kenal sebagai kontraksi Braxton Hiks tanpa terasa sakit dan tanpa
menimbulkan perubahan, serta berlangsung singkat di seluruh rahim. His ini akan
hilang bila dibawa istirahat,dan nterjadi sebelum kehamilan mencapai cukup
bulan. His persalinan mempunyai tanda dominan dibawah daerah fundus rahim,
terasa skit intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin meningkat, juga
menimbulkan perubahan dengan mendorong jalan menuju jalan lahir, menimbulkan
pembukaan mulut rahim, memberikan tanda persalinan ( pengeluaran lendir,
pengeluaran lendir bercampur darah, pengeluaran air akibat selaput lender pecah
). Jadi dengan terdapatnya his persalinan dan disertai pembawa tanda sebaiknya
ibu hamil segera dibawa ke rumah sakit sehingga dapat di observasi jalannya
persalinan, sehingga bila di jumpai keadaan yang abnormal segera dapat
dilakukan tindakan untuk menolong ibu dan janin.
9
MEKANISME PERSALINAN NORMAL
Pertama kali diperkenalkan oleh
William Smellie ( abad ke-18 ), adalah cara penyesuaian diri dan lewatnya janin
melalui panggul ibu. Yang akan dibahas adalah untuk UUK kiri depan ( LOA : Left
Occiput Anterior). Mekanisme persalinan normal melibatkan beberapa proses yang
disebut dengan CARDINAL MOVEMENT seperti pada gambar di bawah ini.
10
2.
Faktor
janin ( passanger )
Jalan lahir yang paling penting dan
menentukan proses persalinan adalah pelvis minor yang tersusun dari susunan
tulang yang kokoh di hubungkan oleh persendian dan jaringan ikat yang kuat.
Yang dimaksud dengan jalan lahir adalah pelvis minor ( panggul kecil ). Panggul
kecil terdiri dari :
1. Pintu
atas panggul
Batas atas panggul
kecil dibentuk oleh : promotorium,sayap sacrum, linea inominata, ramus superior
osis pubis,dan simfisis pubis.
Ukuran depan belakang,
disebut : konjugata vera (11 cm ), ditentukian dengan rumus KD-15= KV, ( KD :
konjugata diagnosis, KV : konjugata vera )
Ukuran melintang pintu
atas panggul = 12,5 cm.
Ukuran miringnya – 13
cm
Konjugata vera adalah
ukuran yang paling penting untuk menentukan adanya kesempitan panggul.
11
2. Bidang
terluas panggul
Merupakan bidang
terluas dalam ruangan panggul kecil.
Bidang ini membentang
dari pertengahan simfisis, pertengahan asetabulum dan pertemuan sakral II dan
sakral III.
Ukuran depan belakang =
12,75 cm dan ukuran melintangnya 12,5 cm.
3. Bidang
sempit panggul
Bidang ini membentang
dari tepi bawah simfisis menuju spina iskiadia dan memotong ujung atas sakrum
sekitar 12.5 cm.
Ukuran depan belakang
11,5 cm dan ukuran melintangnya = 10 cm.
Ukuran diameter
segitalisnya posteriornya = 5 cm.
Merupakan bidang
tersempit dalam ruangan panggul kecil.
4. Pintu
bawah panggul
Terdiri dari dua
segitiga dengan dasar garis pembatas tuber osis iskiadium dengan jarak 10,5 cm.
Tinggi segitiga
belakang 7,5 cm.
Segitiga depan di
batasi oleh arkus osis pubis.
Ukuran depan belakang
pintu bawah panggul 11,5 cm.
3. Faktor
jalan lahir ( Pasageway )
Otot
jalan rahim tersusun tiga lapis sumbernya dari ke dua tanduk rahim yaitu
longitudinal ( memanjang ) melingkar dan miring. Susunan demikian menguntungkan
karena segera setelah persalinan,akan dapat menutup pembuluh darah dan
menghindar terjadinya perdarahan dari tempat implantasi plasenta atau ari-ari.
Disamping kontraksi yang dominan dibagian fundus ( bagian atas rahim ) pada
kala pertama persalinan menyebabkan terjadi pembukaan secara pasif mulut rahim,
mendorong bagian janin terendah menuju jalan lahir sehingga ikut aktif dalam
membuka mulut rahim.
12
Persalinan atau partus atau disebut juga labour adalah
proses pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa.Telah
disebutkan sebelumnya bahwa persalinan dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu kala I,
kala II, kala III, kala IV.
§ Kala
I : dimulai dari tanpa
pembukaan sampai pembukaan 3 ( tiga )yang bisa berlangsung 24-48 jam.
§ Kala
I aktif : dimulai dari
pembukaan 3-10, yang berlangsung sekitar 7 jam pada persalinan anak pertama, 3 ½
jam pada persalinan bukan anak pertama .
§ Kala
II : disebut fase
mengejan, pada pembukaan 10 atau lengkap,yang bisa berlangsung maksimal 1 jam.
§ Kala
III : adalah fase melahirkan plasenta, hanya
berlangsung 15 menit.
§ Kala
IV : adalah mulai dari
lahirnya uri selama 1-2 jam.
Penting
diingat adalah menjelang akhir kala I, meski ibu hamil merasakan mulas yang
luar biasa, ibu hamil masih b;om boleh mengejan. Pada saat ini mulut rahim
belum membuka sempurna bila anda mengejan. Sebab saat ini mulut rahim belum
membuka membengkak dan terjadi perobekan.
Jadi harus bagaimana ? bernafaslah dalam-dalam dan
hembuskan perlahan. Lakukan hal ini berulang – ulang setiap kali rasa nyeri
yang luar biasa itu datang.
Kala
I (Kala Pembukaan )
In partu ( mulai partus ) ditandai dengan keluarnya
lendir bercampurnya darah ( bloody show ), karena serviks mulai membuka (
dilatasi ) atau mendatar ( effacement ).
Darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler di sekitar kanalis servikalis karena pergeseran
ketika serviks mendaftar dan terbuka.
Kala pembukaan di bagi atas 2 fase, yaitu :
v Fase
laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm
berlangsung dalam 7-8 jam.
13
v Fase
aktif : berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 subfase :
·
Periode akselerasi :
berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
·
Periode dilatasi
maksimal : selama 2 jam, pembukaan berlangsung nmenjadi 9 cm.
·
Periode diselerasi :
berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam, pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
Kala
II (Kala Pengeluaran Janin )
Pada
kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama,
kira-kira 2 sampai 3 menit sekali Kepala janin telah turun masuk ruang panggul
sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa ingin buang
air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka dan perinium meregang. Dengan his mengedan yang
terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh badan janin. Kala 2 pada primi 1
½ sampai 2 jam, pada multi ½ sampai 1 jam.
14
Kala III ( Kala
pengeluaran Uri )
Setelah bayi lahir,
kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya.Beberapa
saat kemudian, Timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 1-5 menit
seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir secara
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri.
Seluruh proses biasaya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
Kala IV
Adalah
kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan
ibu terutama terhadap bahaya pendarahan dan postpartum.
Lamanya
persalinan primi dan multi :
Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
Lama persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam
Pimpinan
persalinan
Dalam proses persalinan sangatn dibutuhkan tenaga
persalinan baik dokter maupun bidan, bahkan terkadang bagi masyarakat awam
pertolongan dari dukun beranak pun bukanlah suatu hal yang menjadi masalah, ini
dapat di kesampingkan sebagai masalah ringan jika tenaga dukun beranak adalah
tenaga terlatih yang telah mendapat penyuluhan dan didikan terpadu dari tenaga
kesehatan yang sebenarnya.
Banyak masalah persalinan di negara berkembang yang perlu
ditangani secara intensif atau para ahli yang sangat memahami betul masalah
kehamilan sampai dengan persalinan. Beberapa keadaan yang memerlukan penanganan
secara spesifik, yaitu :
15
1) Primigravida
dengan :
Umur diatas 30 tahun
Tinggi kurang dari 150
cm
Dengan
penyakit-penyakit tertentu
Kelainan panggul
Kelainan letak janin
Dengan komplikasi medes
tertentu
2) Multigravida
Umur diatas 30 tahun
Telah punya anak lebih
dari 4
Dengan riwayat
kehamilan atau persalinan yang buruk
Posisi
persalinan
Pada proses persalinan juga ada hal penting untuk di
perhatikan ibu dalam melahirkan seperti posisi, pemeriksaan dan lainnya.
Posisi litotomi :
adalah posisi yang umum dimana wanita berbaring dengan terlentang dengan lutut
ditekuk, kedua paha diangkat ke samping kanan dan kiri.
Posisi duduk ( squiding
position ) : sekarang posisi bersalin duduk telah dikembangkan ( Negara Amerika
Latin ) untuk itu telah dibuat meja bersalin khusus dimana wanita dapat duduk
sambil melahirkan.
Cara berbaring :
-
Menurut waleher : di
tepi tempat tidur
-
Menurut Tjeenk-Willink
: memakai bantal
-
Menurut Jonges : untu
memperlebar pintu bawah pinggul
-
Menurut posisi sims :
posisi miring
16
F.
Pemeriksaan Persalinan
Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada ibuyang mau
bersalin, yaitu :
1. Pemeriksaan
umum meliputi tekanan darah,pernafasan, refleks, jantung, paru-paru, berat
badan, tinggi badan, dan sebagainya.
2. Pemeriksaan
dalam maliputi pembukaan serviks, turunnya kepal diukur menurut Hodge, ketuban
sudah pecah atau belum dan menonjol atau tidak.
3. Pemeriksaan
status obstetrikus meliputi letak dan posisi janin, taksiran dan barat badan
janin,denyut jantung janin,his dan sifat-sifatnya.
4. Pemeriksaan
laboratorium meliputi pemeriksaan urine ( protein dan gula ) dan pemeriksaan
darah ( Hb dan golongan darah )
5. Persiapan
bagi ibu meliputi kebersihan diri terutama pada daerah genitalia, pemasangan
kateter (bila perlu ),klisma, pakian yang longgar.
6. Persiapan
alat-alat persalinan yaitu alat-alat kebidanan yang steril tentunya.
G.Menolong
atau Memimpin Persalinan Biasa
Kala
I
Pekerjaan penolong ( dokter, bidan dan penolong lainnya )
dalam kala I adalah mengawasi wanita in-partu sebaik-baiknya serta menanamkan
semangat diri kepada wanita ini bahwa proses persalinan adalah fisiologis.Tanamkan
rasa percaya dan percaya pada menolong.
Pemberian obat atau tindakan hanya dilakukan apabila
perlu dan ada indikasi apabila ketuban belum pecah.Wanita in-partu boleh duduk
ataupun berjalan-jalan.Bila berbaring,sebaiknya kesisi dimana punggung
berada.Jika ketuban sudah pecah dilarang jalan,harus berbaring.Periksa dalam
pervaginam dilarang,kecuali ada indikasi,karena setiap pemeriksaan akan membawa
infeksi,apa lagi bila dilakukan tanpa memperhatikan sterilitas.Pada kala
pembukaan dilarang mengedan karena belum waktunya dan hanya akan menghabiskan
tenaga ibu,Biasanya kala I berakhir apabila pembukaan sudah lengkap sampai 10
cm.
17
Kala
II
Kala
II mulai bila pembukaan serviks lengkap.Umumnya pada akhir kala I atau
permulaan kala II dengan kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul,ketuban
pecah sendiri.Bila ketuban belum pecah,ketuban harus dipecahkan.Kadang-kadang
pada permulaan kala II ini wanita tersebut mau muntah atau muntah disertai
timbulnya rasa ingin mengedan kuat.His akan timbul lebih sering dan merupakan
tenaga pendorong janin pula.Disamping his wanita tersebut harus dipimpin
meneran pada waktu ada his.Diluar his denyut jantung janin harus sering
diawasi.
Ada
2 cara mengedan:
1. Wanita
tersebut dalam letak berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku.Kepala
sedikitn diangkat,sehingga dagunya mendekati dadanya dan ia dapat melihat
perutnya.
2. Sikap
seperti diatas,tetapi badan dalam posisi miring kekiri atau ke kanan,tergantung
pada letak punggung anak.Hanya satu kaki dirangkul,yakni kaki yang berada
diatas.
18
Bila
kepala janin diatas panggul,vulva mulai terbuka ( membuka pintu ) rambut kepala
kelihatan,tiap his kepala lebih maju,anus terbuka,perenium merenggang.Penolong
harus menahan pereniun dengan tangan kanan beralaskan kain kasa atau kain
duk steril,supaya tidak terjadi
perobekan ( ruptura perinei ).Pada perimigravida dianjurkan melakukan
episiotomi.
Episiotomi
Dilakukan bila sudah menipis dan kepala
janin tidak masuk lagi ke dalam vagina,yaitu dengan jalan mengiris atau
menggunting perinium:
Ada
3 arah irisan:
·
Medialis
·
Medium-latelaris
·
Latelaris
Tujuan Episiotomi
adalah supaya tidak terjadi robekkan perenium yang tidak teratur dan robekkan
pada (Ubun-ubun besar) ,dahi muka dan dagu.Perhatikan apakah tali pusat melilit
leher,kalau ada,lepaskan.Kepala akan mengadakan putaran restitusi ke arah di
mana punggung janin berada.
Bayi
Baru Lahir
Bayi baru lahir yang sehat dan normal akan segera menarik
nafas dan menangis,menggerakkan tangan dan kakinya.Bayi diletakkan dengan
kepala lebih rendah kira-kira mambuat sudut 30º dengan bidang datar.Mulut dan
hidung dibersihkan,dan lendir diisap dengan pengisap lendir.Tali pusat diklem
pada 2 tempat 5 dan 20 cm dari umbilikus,lalu digunting atau di potong
diantaranya.Ujung pada bayi diikat kuat dengan pita atau benang atau klem
plastik sehingga tidak pendarahan.Akhirnya bayi diurus sebaik-baiknya.
Lakukan pemeriksaan ulang pada ibu : kontraksi atau
palpasi rahim kandung kemih atau tidak.Kalau penuh harus dikosongkan,sebab
dapat menghalangi kontraksi rahim dan menyulitkan kelahiran uri.
19
Kala
III
Pengawasan pada kala pelepasan dan pengeluaran uri ini
cukup penting karena kelalaian dapat menyebabkan resiko pendarahan yang dapat
membawa kematian.Kala ini berlangsung mulai dari bayi lahir sampai uri keluar
lengkap.Biasanya uri lahir spontan dalam 15-30 menit,dapat ditunggu sampai 1
jam tapi tidak boleh ditunggu bila terjadi banyak perdarahan.
Kala III terdiri dari 2 fase:
1. Fase
pelepasan uri
2. Fase
pengeluaran uri
Lokalisasi dari uri
adalah :
·
Pada dinding depan dan
belakang korpus uteri
·
Kadang-kadang pada
dinding lateral
·
Jarang di fundus uteri
·
Sesekali pada segmen
bawah rahim (SBR) disebut plasenta previa
Untuk mengetahui apakah
plasenta telah lepas dari tempat implantasinya,di pake beberapa perasat antara
lain:
1. Perasat
kustner
Tangan
kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat.Tangan kiri menekan darah
diatas simfisis.
2. Perasat
strassmann
Tangan
kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat.Tangan kiri mengetok-ngetok
fundus uteri.
3. Perasat
klein
Wanita
tersebut disuruh mengedan.Tali pusat tampak turun ke bawah.Bila pengedanannya
di hentikan dan tali pusat masuk kembali kedalam vagina,berarti plasenta belum
lepas dari dinding uterus.
20
H.Mekanisme
Pelepasan Uri
Proses pelepasan ini biasanya setahap demi pengumpulan
darah dibelakang uri akan membantu pelepasan uri ini.Bila pelepasan sudah
komplit,maka kontraksi rahim mendorong uri yang sudah lepas ke SBR,lalu ke
vagina yang dilahirkan.
Selaput ketuban pun dikeluarkan sebagian oleh kontraksi
rahim,sebagian sewaktu keluarnya uri.Ditempat-tempat yang lepas terjadi
perdarahan antara uri dan desidua basalis,disebut retroplasenter hematoma.
Ada beberapa fase dalam
pelepasan uri :
1. Fase pelepasan uri
Ada 2 cara lepasnya uri
:
Schultze
Lepasnya seperti kita
menutup payung,cara ini yang sering terjadi ( 80%).Yang lepas duluan adalah
bagian tengah,lalu terjadi tetroplasental hematoma yang menolong uri mula-mula
adalah bagian tengah,kemudian seluruhnya.Menurut cara ini,perdarahan biasanya
ada sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.
Duncan
Lepasnya uri mulai dari
pinggir, jadi pinggir lahir duluan ( 20% ).Darah akan mengalir keluar kearah
selaput ketuban.
Serempak dari tengah
dan pinggir plasenta.
Untuk mengetahui cara
lepasnya uri ini dapat diselidiki dengan dua cara :
1. Memasukkan
zat kontras kedalam uri melalui pembuluh darah tali pusat, lalu dibuat gambar
rontgen.
2. Secara
klinis meneliti sewaktu uri lahir melalui vagina dan vulva.
21
2.Fase
Pengeluaran Uri
Uri yang sudah terlepas
oleh kontraksi rahim akan didorong kebawah oleh rahim sekarang dianggap sebagai
benda asing.Hal ini dibantu pula oleh tekanan abdominal atau mengedan maka uri
akan dilahirkan, 20% secara spontan,dan selebihnya memerlukan pertolongan.
Pimpinan
kala Uri
Segera sesudah anak
lahir, anak diurus dan tali pusar di klem.
Biasnnya, rahim yang telah menyelesaikan tugas berat mengeluarkan anak,
akan beristirahat beberapa manit. Dalam masa istirahat itu tugas penolong
persalinan adalah :
Memeriksa keadaan si
ibu tentang :
ü Status
lokalis obstetrik dengan cara palpasi fundus uteri dan konsisitensinya.
ü Memeriksa
keadaan vital ibu: TD, nadi dan pernapasan.
Mengawasi perdarahan
Mencari tanda-tanda
pelepasan urin, kalau sudah lepas segera melahirkannya.
Menyuruh ibu mengedan
Memberi tekanan pada
fundus uteri.
Dorongan
pada fundus hanya boleh dikerjakan pada rahim yang kontraksinya baik, sebab
pada rahim yang lembek dapat menimbulkan inversio uteri.
Metode Crede
1. Empat
jari-jari pada dinding belakang, ibu jari didepan fundus depan tengah.
2. Lalu
pijit rahim dan sedikit dorong ke bawah, tapi jangan terlalu kuat.
3. Lakukan
sewaktu his habis.
4. Jangan
tarik tali pusat karena bisa terjadi inversio uteri.
Pengeluaran urin
secapat mungkin, hanya bila ada :
§ Perdarahan
yang banyak ( lebih dari 500 cc )
§ Ada
sejarah perdarahan post partum sebelumnya.
§ Ada
retensio plasenta sebelumnya.
22
Pengeluaran
selaput ketuban
Selaput janin biasanya lahir dengan mudah, namun
kadang-kadang masih ada yang tertinggal, ini dapat dikeluarkan dengan jalan :
§ Menarik
pelan-pelan
§ Memutar
atau memilihnya seperti tali
§ Memutar
pada klem
§ Manual
atau digital
Uri dan selaput ketuban
harus diperiksa sebanyak-banyaknya setelah dilahirkan, apakah lengkap atau
tidak lengkap, yang diperiksa yaitu :
§ Permukaan
maternal.
§ Permukaan
fetal.
§ Apakah
ada tanda-tanda plasenta suksenturia.
Kalau tidak lengkap,
disebut ada sisa uri dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan infeksi.
Kala
IV ( Kala Pengawasan )
Darah yang keluar harus diakar sebaik-baiknya, kehilangan
darah pada persalinan biasanya disebkan oleh luka pada pengelepasan uri dan
robekan-robekan pada serviks dan prenium. Jumlah perdarahan normal 250 cc atau
100-300 cc. Bila mencapai 500 cc dianggap perdarahan abnormal.
I.
Ruptura Perinei
Defenisi
Robekan yang terjadi pada prenium sewaktu persalinan.
Episitomi adalah ruptura perinei yang artifisialis.
Ruptura terbagi atas 3
tingkat :
v Tingkat
I :Robekan hanya mengenai kulit
dan mukosa sekitar 1-1 ½ cm.
v Tingkat
II : Robekan lebih dalam sudah
mengenai muskulus levatorani.
v Tingkat
III :Robekan pada kulit, mukosa,
prenial body, musculus spincterani.
v Ruptura
perinei inkompleta : tingkat 1-2.
v Ruptura
perinei kompleta : tngkat 3.
23
Yang dapat menyebabkan
terjadinya ruptura perinei adalah : Partus presipitatus.
Gangguan
Persalinan
Melahirkan secara normal tanpa ada kendala yang berarti.
Semua ibu hamil pasti menghendaki yang demikian, tetapi terkadang ada beberapa
ibu hamil yang mengalami beberapa gangguan persalinan. Untuk itu, kita perlu
tahu apa saja bentuk gangguan persalinan itu.
1. Bayi
sungsang
Sungsang
merupakan posisi jalan keluar bayi yang tidak menguntungkan, ini dapat
terdeteksi dengan USG sebelum persalinan akan dilakukan
2. Bayi
terlihat plasentanya
Hal
tersebut dapat dihindari jika anda mengamati janin lewat pemeriksaan USG, ini
untuk mengetahui dengan jelas letak dan posisi bayi dalam perut, apakah ada
gangguan atau tidak. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi meninggal, jika tidak
cepat mendapat pertolongan.
3. Perdarahan
setelah melahirkan
Perdarahan
ini bisa terjadi karena plasenta tidak terlepas secara tepat dan tepat sesaat
setelah bayi lahir. Bisa juga karena kontraksi yang anda alami sebelum tidak
berjalan dengan normal sehingga plasenta terpisah dari rahim dengan keadaan
tidak normal.
4. Kelahiran
terlambat
Proses
persalinan memakai waktu lama dan tidak wajar, di luar dari kondisi normal pada
umumnya. Bisa disebabkan anda terlalu lelah untuk mengedan, atau karena tidak
terjadinya kontraksi alami yang seharusnya terasa menjenlang detik-detik
kehamilan.Bisa juga karena bayi terlalu besar sehingga sulit melewati panggul
anda.
24
5. Kekurangan
oksigen
Bayi
dalam kandungan mengalami sesak nafas akibat terjadinya hambatan penyaluran
darah dari dalam tubuh ibunya keplasenta bayi. Karena terjadinya tekanan pada
pembuluh darah yang menuju plasenta akibat rahim berkontraksi secara
berlebihan.
J.Bantuan
Persalinan
Ada
beberapa bantuan yang dilakukan oleh dokter maupun bidan untuk membantu para
ibu hamil yang mengalami kesulitan, tentu saja bantuan yang diberikan harus
sesuai dengan kondisi yang dialami oleh ibu hamil.
Berikut
beberapa contoh bantuan persalinan :
a) Induksi
Induksi adalah cara
untuk memancing terjadinya kontraksi rahim karena tanda-tanda persalinan belum
muncul.Ketika sikecil seharusnya sudah lahir. Cara ini di tempuh bila bayi
mengalami kelahiran yang lewat waktu dari saat yang telah diperkirakan oleh
dokter, ataupun ibu hamil mengidap penyakit epilepsi, darah tinggi, kencing
manis/DM dll.
b) Operasi
caesar
Operasi caesar
dilakukan apabila :
Ø Bayi
sungsang
Ø Plasenta
sikecil menutupi jalan lahirnya sendiri
Ø Ukuran
bayi lebih besar dibandingkan ukuran panggul ibu
Ø Pertimbangan
dokter ahli kandungan
Ada juga yang melakukan operasi ini
karena tidak kuat menahan sakit, sehingga memilih caesar sebab ada pembiusan,
pertimbangan lain agar lahir pada tanggal yang dikehendaki, Misalnya tahun
baru, sama dengan tanggal lahir orang tuanya, dll. Ini dilakukan tetapi tetap
dengan pengawasan dokter.
Operasi caesar dilakukan dibawah
pembiusan secara total, bagi ibu yang kondisi kahamilan normal tidak diizinkan
untuk melakukan caesar karena efek pembiusan yang dilakukan secara total bisa
mempengaruhi air susu ibu. Yaitu air susu ibu yang pertama kali / kolostum
tidak bisa diberikan pada sikecil secepatnya karena kondisi ibunya yang masih
belum sadar.
25
c) Episiotomi
Adalah tindakan
penguntingan kulit diwilayah antara vagina dan dubur
( perineum ) agar jalan
keluar sikecil terbuka dan lebar. Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
perobekan alami yang biasanya berbentuk tidak karuan. Pengguntingan sekaligus
untuk memudahkan dokter ahli kandungan anda untuk melakukan penjahitan kembali.
d) Vakuum
Vakuum adalah alat penghisap yang
fungsiny membantu keluarnya bayi secara cepat dengan cara menarik kepala bayi
saat terjadi kontraksi berbarengan dengan anda mengedan. Mungkin akan terjadi
sedikit memar pada kepala sikecil, namun memar itu akan sembuh dalam beberapa
hari.
e) Forseps
Forceps merupakan tidakan yang dilakukan
menggunakan alat berbentuk sendok untuk menarik atau membantu sibayi yang
mengalami kesulitan keluar dari dalam perut ibunya. Forseps biasanya selalu
sibarengi dengan episiotomi. Biasanya forseps dilakukan karena letak kepala
bayi yang tidak normal/sungsang. Efek samping forseps adalah terdapat lebam
atau bengkak di sekitar wilayah kepala bayi, tapi hal tidak jadi masalah.
Kepala janin besar dan
janin besar
Pada presentasi
defleksi ( dahi, muka )
Pada primigravida (
para )
Pada letak sungsang dan
after coming head
Pimpinan persalinan
yang salah
Pada obstetri operatif
pervagina : ekstrasi vacuum, ekstrasi forceps, versi dan ekstrasi, serta
enbriotomi.
26
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PERSALINAN
I.
Pengkajian
1.1
Anamnese
1. Anamnese
identitas istri dan suami : nama, umur, agama, pekerjaan, alamat, dll
2. Anamnesa
umum :
v Tentang
keluhan-keluhan
v Kontraksi
kapan mulai, frekuensi dan lamanya
v Perdarahan
bila ia, kapan dan berapa banyak
v Tanggal
terdekat kapan diperkirakan ( batas tanggal )
v Golongan
darah (A, B, AB, atau O dan faktor Rh )
v Cairan
dan makanan waktu dan jumlah
v Alergi
terhadap makanan atau obat-obatan
v Pengetahuan
dasar dan harapan untuk keterlibatan dari pendamping persalinan
v Nama
dokter yang akan merawat bayi yang baru lahir
v Rencana
untuk memberi makan pada bayi menyusui (ASI ) atau susu botol
1.2
Inspeksi
dan Pemeriksaan Fisik Diagnostik
Ø Pemeriksaan
seluruh tubuh secara baik seperti tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan,
jantung dan sebagainya.
Ø Inspeksi
§ Dilakukan
untuk melihat ukuran secara umum dan bentuknya dan apakah terdapat gerakan yang
jelas dari janin.
§ Perkusi
Ø Tidak
begitu banyak artinya, kecuali bila ada sesuatu indikasi
§ Palpasi
Ø Ibu
yang ingin bersalin disuruh berbaring terlentang.Pemeriksaan berdiri disebelah
kanan ibu hamil, dengan sikap hormat palpasi abdomen terutama pada pemeriksaan
perut.
27
Standar palpasi abdomen
dilakukan dengan menggunakan manuver Leopold’s yaitu :
Leopold I
Ø Menentukan
bagian apa yang terletak pada sebelah atas uterus
Ø Kepala
keras dan bulat serta dapat digerakkan dari satu sisi ke sisi lainnya
Ø Kepala
pada fundus menandakan presentasi sungsang
Leopold II
Ø Palpasi
kearah bawah pada kedua sisi uterus. Lembut, berisi panjang menandakan punggung
janin.
Ø Gumpalan
yang dapat bergerak menandakan kaki dan tangan janin.
Leopold III
Ø Letakkan
satu tangan diatas simfisis pubis dan rasakan bagian presentasi
Ø Bila
kepala belum turun, maka dapat terbagi diatas simfisis pubis.
Leopold IV
Ø Berbalik
dan menghadap kekaki pasien, untuk membuktikan presentasi kepala, tekanan
kebawah pada kedua sisi uterus, sekitar 2 inci diatas simfisis pubis.Manuver
ini untuk meraba kening bayi, yang seharusnya terletak pada sisi yang
berlawanan dari tempat punggung teraba.
Ø Auskultasi
Digunakan steteskop
DeLee untuk mendengarkan denyut jantung janin ( DJJ ) karena ia berhubungan
dengan kontraksi uterus. Normalnnya DJJ berkisar antara 120-160 x/menit.Bila
terjadi peningkatan atau penurunan dengan tiba-tiba, periode perpanjangan
diatas atau dibawah normal, atau melambat setelah kontraksi menandakan
disstrees janin.
28
1.3
Pemeriksaan
Dalam
Pemeriksaan
vagina
Pemeriksaan dilakukan
untuk mengkaji 5 factor :
1. Dilatasi
serviks, pelunakan dan pembukaan
2. Status
membran amnion
3. Persentasi
4. Posisi
5. Station
Dilakukan
dengan menggunakan sarung tangan steril setelah vulva dibersihkan. Dan bagian
persentasi teraba langsung oleh tangan pemeriksaan yang mengenakkan sarung
tangan. Metode ini lebih akurat dan tidak sakit dibandingkan dengan pemeriksaan
rectal, dan penelitian klinis menunjukkan tidak ada peningkatan infeksi bila
dilakukan dengan tehnik aseptik yang baik.
Untuk pemeriksaan
vagina pertama harus digunakan steril karena lubrikan dapat mengganggu kertas
tes Nitrazine yang diagnosa rupturnya membran amnion.
·
Apakah kondisi janin
masih dalam keadaan baik
·
Detak jantung tetap
pada kondisi yang normal
2.DIAGNOSA
KEPERAWATAN
a. Kala I :
a. Kala I :
-
Nyeri akut berhubungan
dengan tekanan mekanik pada bagian
presentasi,dilatasi/regangan,tegangan
emosional.
-
Risiko infeksi terhadap
maternal berhubungan dengan prosedur invasif, pemeriksaan vagina berulang.
b. Kala II :
-
Nyeri akut berhubungan
dengan tekanan mekanik pada presentasi, dialatasi/peregangan jaringan, kompresi
syaraf, pola kontraksi semakin intensif
29
-
Risiko kerusakan
integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pencetusan persalinan, pola
kontraksi hipertonik, janin besar, pemakaian forcep.
-
Risiko cedera terhadap
janin dan jalan lahir berhubungan dengan malpresentasi/posisi, pencetusan
kelahiran disproporsi sefalopelvik (CPD).
c. Kala III :
-
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan
dengan peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia uteri,
laserasi jalan lahir, tertahannya fragmen plasenta.
-
Nyeri (akut) berhubungan trauma jaringan,
respons fisiologis setelah melahirkan.
-
Resiko perubahan proses keluarga berhubungan
dengan terjadinya transisi, krisis situasi.
d. Kala IV :
-
Nyeri (akut) berhubungan
dengan efek obat-obatan, trauma mekanis/ jaringan, edema jaringan, kelemahan
fisik dan psikologis, ansietas.
-
Perubahan proses
keluarga berhubungan dengan transisi/peningkatan perkembangan anggota keluarga.
3.Rencana
Tindakan
v Beri
pengetahuan pada ibu dan suami mengenai proses persalinan yang akan dijalani
ibu
v Pantau
perkembangan janin
v Melakukan
persiapan yang baik sebelum proses persalinan tiba.
4. Penatalaksanaan Asuhan atau Perawatan
Rencana penatalaksanaan asuhan dan perawatan disusun setelah data terkumpul dan diagnosis defenitif ditegakkan. Setelah membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut tepat waktu dan mengacu pada keselamatan klien.
Rencana penatalaksanaan asuhan dan perawatan disusun setelah data terkumpul dan diagnosis defenitif ditegakkan. Setelah membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut tepat waktu dan mengacu pada keselamatan klien.
30
Pilihan
intervensi efektif dipengaruhi oleh :
1. Bukti-bukti klinik
2. Keinginan dan kepercayaan ibu
3. Tempat dan waktu asuhan
4. Perlengkapan, bahan dan obat-obatan yang tersedia
5. Biaya yang diperlukan
6. Tingkat keterampilan dan pengalaman penolong persalinan
7. Akses , transportasi, dan jarak ke tempat rujukan
8. Sistem dan sumber daya yang mendukung ibu (suami, anggota keluarga,
sahabat).
1. Bukti-bukti klinik
2. Keinginan dan kepercayaan ibu
3. Tempat dan waktu asuhan
4. Perlengkapan, bahan dan obat-obatan yang tersedia
5. Biaya yang diperlukan
6. Tingkat keterampilan dan pengalaman penolong persalinan
7. Akses , transportasi, dan jarak ke tempat rujukan
8. Sistem dan sumber daya yang mendukung ibu (suami, anggota keluarga,
sahabat).
5. Evaluasi
Penatalaksanaan yang telah dikerjakan harus dievaluasi untuk menilai tingkat efektivitasnya. Tentukan apakah perlu dikaji ulang atau diteruskan sesuai dengan kebutuhan saat itu atau kemajuan pengobatan.
Penatalaksanaan yang telah dikerjakan harus dievaluasi untuk menilai tingkat efektivitasnya. Tentukan apakah perlu dikaji ulang atau diteruskan sesuai dengan kebutuhan saat itu atau kemajuan pengobatan.
Jadi
proses pengumpulan data, membuat diagnosa, penatalaksanaan intervensi atau
tindakan dan evaluasi merupakan proses sirkuler (melingkar) yang saling
berhubungan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, Prof. Dr. Hanifa, SPOG. Ilmu Kebidanan.Jakarata : Yayasan Bina
Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2007.
Doengoes, Marilynn. E. Et al. Rencana Perawatan Maternal / Bayi. Edisi
II. Jakarata :
EGC.2001.
Manuaba, Prof. Dr. Ida Bagus Gde, DSOG. Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita.
Jakarta : Arcan. 1999.
Mochtar, Prof, Dr. Rustam, MPH. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis,
Obstetri Patologi I.
Jakarta
: EGC. 1992.
Hadi, Rudi. A. Kupas Tentang Kehamilan dan Kelahiran. Semarang : Vivo Publisher.
2009.
Burhan. Pedoman Praktis Perawatan Dalam Kelahiran Normal. Jakarta : EGC.
2003.
M.Moegni,dr.H.Endy.Nugroho Kampono,DSOG.Fisiologi Proses Persalinan
Normal,Jakarta:2009
Wiknjosastro, H. 2002, Ilmu kebidanan,
Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar